Atmosfer Titan tampak bercahaya dalam gelap yang diambil oleh wahana Cassini. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute |
Atmosfer Titan dan kabut hidrokarbon. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute |
Wahana NASA yang mengorbit planet Saturnus, Cassini berhasil menemukan bagian dari atmosfer Titan yang menerima cahaya. Terlihat pada dua gambar di atas yang telah berhasil di proses. Gambar sebelah kiri menunjukkan Titan menerima cahaya Matahari yang dipantulkan oleh planet Saturnus yang biasa disebut "Saturnshine" dan gambar sebelah kanan merupakan gambar Titan dengan mengecualikan pantulan cahaya Matahari yang ada. Cahaya redup dari atmosfer Titan tidak hanya datang dari atas atmosfer akan tetapi juga hingga lapisan bawah atmosfer (300 km/ 190 mil). Cahaya di atmosfer Titan tersebut merupakan reaksi kimia sebagai akibat dari interaksi partikel bermuatan dari Matahari dengan medan magnet Saturnus.
"ternyata Titan bersinar dalam gelap meskipun samar-samar," kata Robert Barat, penulis utama dari jurnal Geophysical Research Letters and a Cassini imaging team scientist dari NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL). "Hal ini mirip lampu neon di mana elektron yang dihasilkan oleh ledakan listrik pada atom neon menyebabkan ia bersinar. Di sini kita melihat cahaya yang memancar ketika ledakan partikel mengisi molekul nitrogen di atmosfer Titan. Cahaya tersebut mirip cahaya di atmosfer Bumi seperti yang sering terlihat dari ISS," tambahnya. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
0 Comments