Galaksi Ini Mampu Membentuk Bintang Ratusan Kali Lebih Cepat dari Bima Sakti

Galaksi SDSS J1506 +54. Image credit: NASA
Astronom baru-baru ini berhasil menemukan sebuah galaksi yang mengubah gas yang ada disekitarnya menjadi bintang-bintang. Uniknya galaksi ini membakar gas tersebut dengan tingkat efisiensi pembakaran mencapai 100 persen. Astronom menemukan galaksi tersebut setelah melakukan pengamatan melalui IRAM Plateau de Bure interferometer di pegunungan Alpen Prancis, NASA's Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) dan teleskop Hubble NASA.

"Galaksi tersebut membakar gas mirip seperti mesin mobil bertenaga gas dan galaksi itu memiliki "mesin" gas yang sangat efisien" ungkap Jim Geach dari McGill University sebagai penulis utama dari penelitian ini di jurnal astrofisika. "Galaksi ini mirip sebuah mobil sport, bedanya galaksi ini merubah gas menjadi bintang pada tingkatan perubahan yang paling efisien," tambahnya lagi.

Galaksi yang bernama SDSS J1506 +54 itu ditemukan ketika astronom sedang melihat data survei infrared yang dihasilkan oleh WISE dan galaksi tersebut memiliki sinar inframerah yang begitu jelas yang setara dengan seribu miliar kali Matahari kita. "Karena WISE mampu mengamati seluruh bagian langit, maka galaksi ini terlihat sangat jelas dari objek yang lain," ucap Ned Wright dari UCLA selaku peneliti utama dari WISE.

"Galaksi ini membentuk bintang-bintangnya ratusan kali lebih cepat dari galaksi Bima Sakti kita dan ini merupakan proses pembentukan bintang yang paling ekstrim," ungkap Jim Geach. Astronom dengan menggunakan instrumen Iram Plateau de ure interferometer mengukur jumlah gas yang ada pada galaksi tersebut. Hasilnya dideteksi adanya sinar gelombang dari karbon monoksida sebagai indikator dari adanya gas hidrogen yang merupakan bahan bakar bintang.

Dari data tersebut kemudian astronom menggabungkannnya dengan data WISE dan Iram (untuk mengukur massa gas) dan para astronom berhasil mendapatkan ukuran efisiensi pembentukan bintang. Hasilnya menunjukkan bahwa afisiensinya mencapai batas maksimum teoritis yang dikenal dengan sebutan batas Eddington. Tepat didaerah pembentukan bintang baru, awan gas di dekatnya kemudian runtuh karena gravitasinya.

Saat gas memadat dan memiliki kekuatan untuk menekan atom  untuk memicu reaksi fusi nuklir, maka bintang baru akan lahir dan pada saat yang sama angin dan radiasi dari bintang-bintang baru tersebut dapat mencegah pembentukan bintang baru lainnya dengan menekan gas yang ada di sekitarnya untuk mencegah keruntuhan awan dan gas yang lebih besar.

Batas Eddington merupakan batas titik dimana gaya gravitasi menarik gas secara bersamaan yang besarnya seimbang dengan tekanan yang keluar dari bintang. Apabila melebihi batas Eddington tersebut maka wan gas akan meledak dan proses pembentukan bintang akan terhenti. "Kami melihat gas mengalir keluar dari galaksi ini jutaan mil perjam dan kemungkinan gas ini terdorong oleh radiasi yang kuat dari bintang-bintang yang ada di sana," ungkap Ryan Hickox, astrofisikawan dari Dortmouth College, Hanover.

Hal yang menyebabkan galaksi SDSS J1506 +54 menjadi sangat luar biasa adalah kemampuannya menghasilkan bintang yang sangat cepat dan periode evolusi galaksi yang juga sangat singkat yag kemungkinan galaksi tersbuet merupakan penggabungan dari dua galaksi yang berbeda. Diperkirakan beberapa puluh juta tahun lagi galaksi tersbeut akan kehabisan gas dan akan berubah menjadi galaksi elips yang besar. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Post a Comment

0 Comments