Menikmati Claude Debussy Lewat Google Doodle


Google turut merayakan hari kelahiran komposer asal Perancis, Claude Debussy, dengan membuat Google Doodle pada hari ini, Kamis 22 Agustus 2013. Pengunjung Internet bisa menikmati alunan piano sang maestro Claire de Lune dengan sekali pencet tombol play di halaman Google.

Debussy, (22 Agustus 1862-25 Maret 1918) adalah komponis Pascaromantik yang membelokkan dominasi besar arus Klasik-Romantik yang berpusat pada gaya Jerman-Italia sepanjang hampir 200 tahun. Bagi dia, klasisme dan romantisisme adalah format yang terlalu formal dan kaku untuk dikembangkan.

Mulanya, Debussy memuja karya Beethoven dan Wagner. Namun, ia justru berbalik menjadi penentangnya. Bagi dia, musik adalah penghiburan, bukan beban. Ia memang menjadikan alam sebagai sumber perilaku, tapi tak memperlakukannya sebagai obyek, justru subyek.

Debussy menjadi titik balik dan figur utama pencair musik Romantik. Ia disebut-sebut sebagai pelopor aliran Impresionisme. Tapi dalam bukunya, Monsieur Croche Antidillettante (1921), ia berkelit dari sebutan itu. Debussy tak ingin menjadi bagian dari arus besar aliran musik apapun, agar naluri bermusiknya bisa bebas dan terjaga.

Ia sengaja mengaburkan format maupun struktur musik yang saat itu berlaku. Seperti menghindari penulisan komposisi musik dalam format besar, seperti simfoni, konserto, sonata. Ketika ia menulis opera Pelleas et Melisande (1902), pendekatan struktur, bentuk dan teknik sama sekali berbeda dengan kaidah musik Klasik maupun Romantik. Karya Debussy yang banyak dikenal, antara lain, Prelude al Apres-midi d un faune, La mer, Estampes, Suite Berganasque, Images, dan Premiere Rhapsodie.


Post a Comment

0 Comments